Januari 31, 2010

INFEKSI NOSOKOMIAL


Definisi
   Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial
   Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.

Rumah Sakit
   Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh. Tetapi, rumah sakit selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit, seperti; udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis. Terjadinya infeksi nosokomial akan menimbulkan banyak kerugian, antara lain :
•lama hari perawatan bertambah panjang
• penderitaan bertambah
• biaya meningkat
Dari hasil studi deskriptif Suwarni, A di semua rumah sakit di Yogyakarta tahun 1999 menunjukkan bahwa proporsi kejadian infeksi nosokomial berkisar antara 0,0% hingga 12,06%, dengan rata-rata keseluruhan 4,26%. Untuk rerata lama perawatan berkisar antara 4,3 – 11,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan 6,7 hari. Setelah diteliti lebih lanjut maka didapatkan bahwa angka kuman lantai ruang perawatan mempunyai hubungan bermakna dengan infeksi nosokomial.
Selama 10-20 tahun belakang ini telah banyak perkembangan yang telah dibuat untuk mencari masalah utama terhadap meningkatnya angka kejadian infeksi nosokomial di banyak negara, dan dibeberapa negara, kondisinya justru sangat memprihatinkan. Keadaan ini justru memperlama waktu perawatan dan perubahan pengobatan dengan obat-obatan mahal, serta penggunaan jasa di luar rumah sakit. Karena itulah, dinegara-negara miskin dan berkembang, pencegahan infeksi nosokomial lebih diutamakan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
Di beberapa bagian, terutama di bagian penyakit dalam dalam, terdapat banyak prosedur dan tindakan yang dilakukan baik untuk membantu diagnosa maupun memonitor perjalanan penyakit dan terapi yang dapat menyebabkan pasien cukup rentan terkena infeksi nosokomial. Pasien dengan umur tua, berbaring lama, atau beberapa tindakan seperti prosedur diagnostik invasif, infus yang lama dan kateter urin yang lama, atau pasien dengan penyakit tertentu yaitu penyakit yang memerlukan kemoterapi, dengan penyakit yang sangat parah, penyakit keganasan, diabetes, anemia, penyakit autoimun dan penggunaan imuno supresan atau steroid didapatkan bahwa resiko terkena infeksi lebih besar.
Sumber penularan dan cara penularan terutama melalui tangan dan dari petugas kesehatan maupun personil kesehatan lainnya, jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa pembalut atau perban, dan cara yang keliru dalam menangani luka. Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai seluruh personil rumah sakit yang berhubungan langsung dengan pasien maupun penunggu dan para pengunjung pasien.
Epidemiologi
  
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama. Suatu penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0%.
Walaupun ilmu pengetahuan dan penelitian tentang mikrobiologi meningkat pesat pada 3 dekade terakhir dan sedikit demi sedikit resiko infeksi dapat dicegah, tetapi semakin meningkatnya pasien-pasien dengan penyakit immunocompromised, bakteri yang resisten antibiotik, super infeksi virus dan jamur, dan prosedur invasif, masih menyebabkan infeksi nosokomial menimbulkan kematian sebanyak 88.000 kasus setiap tahunnya walaupun.
Selain itu, jika kita bandingkan kuman yang ada di masyarakat, mikroorganisme yang berada di rumah sakit lebih berbahaya dan lebih resisten terhadap obat, karena itu diperlukan antibiotik yang lebih poten atau suatu kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dapat meningkatkan resiko infeksi kepada si pasien.

Faktor Penyebab Perkembangan Infeksi Nosokomial
Agen Infeksi
    Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada:
• karakteristik mikroorganisme,
• resistensi terhadap zat-zat antibiotika,
• tingkat virulensi,
• dan banyaknya materi infeksius.
    Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari orang lain (cross infection) atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri (endogenous infection). Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal.


1. Bakteri
    Bakteri dapat ditemukan sebagai flora normal dalam tubuh manusia yang sehat. Keberadaan bakteri disini sangat penting dalam melindungi tubuh dari datangnya bakteri patogen. Tetapi pada beberapa kasus dapat menyebabkan infeksi jika manusia tersebut mempunyai toleransi yang rendah terhadap mikroorganisme. Contohnya Escherichia coli paling banyak dijumpai sebagai penyebab infeksi saluran kemih.
Bakteri patogen lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun endemik. Contohnya :
• Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan gangren
• Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang, jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten terhadap antibiotika.
• Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
• Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas jahitan, paru, dan peritoneum.
2. Virus     Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat ditularkan.
3. Parasit dan Jamur
    Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.

Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini adalah:
• Umur
• status imunitas penderita
• penyakit yang diderita
• Obesitas dan malnutrisi
• Orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid
• Intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi.
Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko infeksi.
Resiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien
Resiko infeksi Tipe pasien
Minimal Tidak immunocompromised, tidak ditemukan terpapar suatu penyakit
Sedang Pasien yang terinfeksi dan dengan beberapa faktor resiko
Berat Pasien dengan immunocompromised berat, (Contohnya bacterial meningitis, dan diphtheria memerlukan hal sebagai berikut; Ruangan tersendiri untuk tiap pasiennya. Masker untuk petugas kesehatan. Pembatasan area bagi pasien; pasien harus memakai masker jika meninggalkan ruangan.

Infection by direct or indirect contact
Infeksi yang terjadi karena kontak secara langsung atau tidak langsung dengan penyebab infeksi. Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan staphylococcus aureus. Dapat juga melalui cairan yang diberikan intravena dan jarum suntik, hepatitis dan HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yang tidak steril, tidak dimasak dan diambil menggunakan tangan yang menyebabkan terjadinya cross infection.

Resistensi Antibiotika
Seiring dengan penemuan dan penggunaan antibiotika penicillin antara tahun 1950-1970, banyak penyakit yang serius dan fatal ketika itu dapat diterapi dan disembuhkan. Bagaimana pun juga, keberhasilan ini menyebabkan penggunaan berlebihan dan pengunsalahan dari antibiotika. Banyak mikroorganisme yang kini menjadi lebih resisten. Meningkatnya resistensi bakteri dapat meningkatkan angka mortalitas terutama terhadap pasien yang immunocompromised. Resitensi dari bakteri di transmisikan antar pasien dan faktor resistensinya di pindahkan antara bakteri. Penggunaan antibiotika yang terus-menerus ini justru meningkatkan multipikasi dan penyebaran strain yang resistan. Penyebab utamanya karena:
• Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol
• Dosis antibiotika yang tidak optimal
• Terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat
• Kesalahan diagnosa
Banyaknya pasien yang mendapat obat antibiotika dan perubahan dari gen yang resisten terhadap antibiotika, mengakibatkan timbulnya multiresistensi kuman terhadap obat-obatan tersebut. Penggunaan antibiotika secara besar-besaran untuk terapi dan profilaksis adalah faktor utama terjadinya resistensi. Banyak strains dari pneumococci,
staphylococci, enterococci, dan tuberculosis telah resisten terhadap banyak antibiotikaa, begitu juga klebsiella dan pseudomonas aeruginosa juga telah bersifat multiresisten. Keadaan ini sangat nyata terjadi terutama di negara-negara berkembang dimana antibiotika lini kedua belum ada atau tidak tersedia.
Infeksi nosokomial sangat mempengaruhi angka morbiditas dan mortalitas di rumah sakit, dan menjadi sangat penting karena:
• Meningkatnya jumlah penderita yang dirawat
• Seringnya imunitas tubuh melemah karena sakit, pengobatan atau umur
• Mikororganisme yang baru (mutasi)
• Meningkatnya resistensi bakteri terhadap antibiotika
Faktor alat Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi. Komplikasi tersebut berupa:
Ekstravasasi infiltrat : cairan infus masuk ke jaringan sekitar insersi kanula
Penyumbatan : Infus tidak berfungsi sebagaimana mestinya tanpa dapat dideteksi adanya gangguan lain
Flebitis : Terdapat pembengkakan, kemerahan dan nyeri sepanjang vena
Trombosis : Terdapat pembengkakan di sepanjang pembuluh vena yang menghambat aliran infus
Kolonisasi kanul : Bila sudah dapat dibiakkan mikroorganisme dari bagian kanula yang ada dalam pembuluh darah
Septikemia : Bila kuman menyebar hematogen dari kanul
Supurasi : Bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul
Beberapa faktor dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu: jenis kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui venaseksi, kateter yang terpasang lebih dari 72 jam, kateter yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti sepsis, cairan infus yang hipertonik dan darah transfusi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan pada tempat infus untuk pengaturan tetes obat, manipulasi terlalu sering pada kanula. Kolonisasi kuman pada ujung kateter merupakan awal infeksi tempat infus dan bakteremia.
Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial
1.Infeksi saluran kemih Infeksi ini merupakan kejadian tersering, sekitar 40% dari infeksi nosokomial, 80% infeksinya dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian. Organisme yang biaa menginfeksi biasanya E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus. Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena mikroorganisme endogen, sedangkan infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya karena mikroorganisme eksogen.
Sangat sulit untuk dapat mencegah penyebaran mikroorganisme sepanjang uretra yang melekat dengan permukaan dari kateter. Kebanyakan pasien akan terinfeksi setelah 1-2 minggu pemasangan kateter. Penyebab paling utama adalah kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yang digunakan untuk membesarkan balon kateter. Dapat juga karena sterilisasi yang gagal dan teknik septik dan aseptik.
2.Pneumonia Nosokomial Pneumonia nosokomial dapat muncul, terutama pasien yang menggunakan ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Kuman penyebab infeksi ini tersering berasal dari gram negatif seperti Klebsiella,dan Pseudomonas. Organisme ini sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Keberadaan organisme ini dapat menyebabkan infeksi karena adanya aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian bawah.3,9
Dari kelompok virus dapat disebabkan olehcytomegalovirus, influenza virus, adeno virus, para influenza virus, enterovirus dan corona virus.

Faktor resiko terjadinya infeksi ini adalah:
• Tipe dan jenis pernapasan
• Perokok berat
• Tidak sterilnya alat-alat bantu
• Obesitas
• Kualitas perawatan
• Penyakit jantung kronis
• Penyakit paru kronis
• Beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ
• Tingkat penggunaan antibiotika
• Penggunaan ventilator dan intubasi
• Penurunan kesadaran pasien
Penyakit yang biasa ditemukan antara lain: respiratory syncytial virus dan influenza. Pada pasien dengan sistem imun yang rendah, pneumonia lebih disebabkan karena Legionella dan Aspergillus. Sedangkan dinegara dengan prevalensi penderita tuberkulosis yang tinggi, kebersihan udara harus sangat diperhatikan.
Bakteremi Nosokomial
Infeksi ini hanya mewakili sekitar 5 % dari total infeksi nosokomial, tetapi dengan resiko kematian yang sangat tinggi, terutama disebabkan oleh bakteri yang resistan antibiotika seperti Staphylococcus dan Candida. Infeksi dapat muncul di tempat masuknya alat-alat seperti jarum suntik, kateter urin dan infus.
Faktor utama penyebab infeksi ini adalah panjangnya kateter, suhu tubuh saat melakukan prosedur invasif, dan perawatan dari pemasangan kateter atau infus.

Infeksi Nosokomial lainnya
1. Tuberkulosis
Penyebab utama adalah adanya strain bakteri yang multi- drugs resisten. Kontrol terpenting untuk penyakit ini adalah identifikasi yang baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negatif dalam ruangan. 2. diarrhea dan gastroenteritis
Mikroorganisme tersering berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dari gologan virus lebih banyak disebabkan oleh golongan enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis. Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial dapat dibagi menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
• Faktor intrinsik:
o abnormalitas dari pertahanan mukosa, seperti achlorhydria
o lemahnya motilitas intestinal, dan
o perubahan pada flora normal.
• Faktor ekstrinsik: Pemasangan nasogastric tube dan mengkonsumsi obat-obatan saluran cerna. 3. Infeksi pembuluh darah
Infeksi ini sangat berkaitan erat dengan penggunaan infus, kateter jantung dan suntikan. Virus yang dapat menular dari cara ini adalah virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV.
Infeksi ini dibagi menjadi dua kategori utama:
• Infeksi pembuluh darah primer, muncul tanpa adanya tanda infeksi sebelumnya, dan berbeda dengan organisme yang ditemukan dibagian tubuhnya yang lain
• Infeksi sekunder, muncul sebagai akibat dari infeksi dari organisme yang sama dari sisi tubuh yang lain.
4. Dipteri, tetanus dan pertusis
• Corynebacterium diptheriae, gram negatif pleomorfik, memproduksi endotoksin yang menyebabkan timbulnya penyakit, penularan terutama melalui sistem pernafasan.
• Bordetella Pertusis, yang menyebabkan batuk rejan. Siklus tiap 3-5 tahun dan infeksi muncul sebanyak 50 dalam 100% individu yang tidak imun.
• Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang menyebabkan trismus dan kejang otot.
Infeksi kulit dan jaringan lunak. Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi memperbesar kemungkinan terinfeksi bakteri dan berakibat terjadinya infeksi sistemik. Dari golongan virus yaitu herpes simplek, varicella zooster, dan rubella. Organisme yang menginfeksi akan berbeda pada tiap populasi karena perbedaan pelayanan kesehatan yang diberikan, perbedaan fasilitas yang dimiliki dan perbedaan negara yang didiami.
Infeksi ini termasuk:
• Infeksi pada tulang dan sendi
Osteomielitis, infeksi tulang atau sendi dan discus vertebralis
• Infeksi sistem Kardiovaskuler
Infeksi arteri atau vena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan mediastinitis
• Infeksi sistem saraf pusat
Meningitis atau ventrikulitis, absess spinal dan infeksi intra kranial
• Infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut
Konjunctivitis, infeksi mata, otitis eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan infeksi saluran nafas atas.
• Infeksi pada saluran pencernaan
Gastroenteritis, hepatitis, necrotizing enterocolitis, infeksi intra abdominal
• Infeksi sistem pernafasan bawah
Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan infeksi lainnya
• Infeksi pada sistem reproduksi
Endometriosis dan luka bekas episiotomi

Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk:
• Membatasi transmisi organisme dari atau antar pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan.
• Mengontrol resiko penularan dari lingkungan.
• Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi.
• Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif.
• Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.

Dekontaminasi tangan Transmisi penyakit melalui tangan dapat diminimalisasi dengan menjaga hiegene dari tangan. Tetapi pada kenyataannya, hal ini sulit dilakukan dengan benar, karena banyaknya alasan seperti kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sedikitnya pengetahuan mengenai pentingnya hal ini, dan waktu mencuci tangan yang lama. Selain itu, penggunaan sarung tangan sangat dianjurkan bila akan melakukan tindakan atau pemeriksaan pada pasien dengan penyakit-penyakit infeksi. Hal yang perlu diingat adalah: Memakai sarung tangan ketika akan mengambil atau menyentuh darah, cairan tubuh, atau keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yang kita anggap telah terkontaminasi, dan segera mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.

Instrumen yang sering digunakan Rumah Sakit
Simonsen et al (1999) menyimpulkan bahwa lebih dari 50% suntikan yang dilakukan di negara berkembang tidaklah aman (contohnya jarum, tabung atau keduanya yang dipakai berulang-ulang) dan banyaknya suntikan yang tidak penting (misalnya penyuntikan antibiotika).Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui jarum suntik maka diperlukan:
• Pengurangan penyuntikan yang kurang diperlukan
• Pergunakan jarum steril
• Penggunaan alat suntik yang disposabel.
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita.
Sarung tangan, sebaiknya digunakan terutama ketika menyentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan harus selalu diganti untuk tiap pasiennya. Setelah membalut luka atau terkena benda yang kotor, sanrung tangan harus segera diganti.
Baju khusus juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses.

Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit Pembersihan yang rutin sangat penting untuk meyakinkan bahwa rumah sakit sangat bersih dan benar-benar bersih dari debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
Pengaturan udara yang baik sukar dilakukan di banyak fasilitas kesehatan. Usahakan adanya pemakaian penyaring udara, terutama bagi penderita dengan status imun yang rendah atau bagi penderita yang dapat menyebarkan penyakit melalui udara. Kamar dengan pengaturan udara yang baik akan lebih banyak menurunkan resiko terjadinya penularan tuberkulosis. Selain itu, rumah sakit harus membangun suatu fasilitas penyaring air dan menjaga kebersihan pemrosesan serta filternya untuk mencegahan terjadinya pertumbuhan bakteri. Sterilisasi air pada rumah sakit dengan prasarana yang terbatas dapat menggunakan panas matahari.
Toilet rumah sakit juga harus dijaga, terutama pada unit perawatan pasien diare untuk mencegah terjadinya infeksi antar pasien. Permukaan toilet harus selalu bersih dan diberi disinfektan.
Disinfektan akan membunuh kuman dan mencegah penularan antar pasien.
Disinfeksi yang dipakai adalah:
• Mempunyai kriteria membunuh kuman
• Mempunyai efek sebagai detergen
• Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein.
• Tidak sulit digunakan
• Tidak mudah menguap
• Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien
• Efektif
• tidak berbau, atau tidak berbau tak enak
1.Perbaiki ketahanan tubuh Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit berat. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika. 6
2.Ruangan Isolasi Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya tuberkulosis, dan SARS, yang mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yang melibatkan virus, contohnya DHF dan HIV. Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah eperti leukimia dan pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar dari infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar. Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita penyakit yang sama.9

KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
• Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial tergantung dari agen yang menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat.
• Agen Infeksi yang kemungkinan terjadinya infeksi tergantung pada: karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, dan banyaknya materi infeksius. Respon dan toleransi tubuh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penyakit yang diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid, intervensi yang dilakukan pada tubuh untuk melakukan diagnosa dan terapi. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh padatnya kondisi rumah sakit, banyaknya pasien yang keluar masuk, penggabungan kamar pasien yang terkena infeksi dengan pengguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat, dan materi yang sering digunakan tidak hanya pada satu orang pasien. Resistensi Antibiotika disebabkan karena: Penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dan tidak terkontrol, dosis antibiotika yang tidak optimal, terapi dan pengobatan menggunakan antibiotika yang terlalu singkat, dan kesalahan diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama yang tidak diganti-ganti.
• Macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi nosokomial, misalnya Infeksi saluran kemih. Infeksi ini merupakan kejadian tersering, dihubungkan dengan penggunaan kateter urin. Nosokomial pneumonia, terutama karena pemakaian ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial bakteremi yang memiliki resiko kematian yang sangat tinggi.
• Mencegah penularan dari lingkungan rumah sakit terutama dari dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
2.Saran
• Eliminasi dan kurangi perkembangan agen penyebab infeksi dan faktor lainnya yang menyebabkan perkembangan infeksi nosokomial.
• Penybaran infeksi nosokomial terutama dari udara dan air harus menjadi perhatian utama agar infeksi tidak meluas.
• Mengurangi prosedur-prosedur invasif untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial.
• Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial memerlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program untuk mengawasi kejadian infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.



PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN




Gangguan kehamilan
Banyak gangguan yang terjadi selama kehamilan. Sebagian besar berbahaya dan butuh tindakan darurat. 
Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa pada saat kehamilan muda, atau pada masa kehamilan mulai menua, selain juga pada saat-saat menjelang persalinan. Setiap masa dalam kehamilan memiliki jenis gangguannya sendiri-sendiri. 
Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Sekurang-kurangnya, ada 14 jenis gangguan kehamilan yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai.

1. Muntah-muntah 
Normal jika mual dan muntah berlangsung dalam triwulan pertama kehamilan. Namun, jika muntah-muntah terjadi berlebihan sampai 7 kali dalam sehari, kondisi ibu menjadi lemah, tidak berselera makan, berat badan menurun, dan nyeri ulu hati. Keadaan demikian tidak boleh dibiarkan. Mintalah bantuan bidan atau dokter. Kemungkinan ibu hamil sedang mengidap penyakit berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Kekurangan makanan dan cairan perlu dikoreksi dengan pemberian cairan infus. Jika tidak dikoreksi, buruk pengaruhnya terhadap anak di kandungan maupun pada diri ibu sendiri.
 

2. Kehamilan lewat 5 bulan, tak merasa ada gerakan janin
 
Jika betul itu dialami, kemungkinan anak sudah mati dalam kandungan. Dokter dan bidan perlu segera memastikannya. Jika dari pemeriksaan tidak terdengar lagi bunyi jantung anak, berarti anak memang sudah mati. Bayi mati dalam kandungan harus segera dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan, dapat mengganggu ibu. Bayi mati di kandungan lama-lama akan mengering, dan perut ibu semakin susut mengecil. Ibu harus curiga bayi sudah mati dalam kandungan jika perutnya semakin hari semakin mengempis.
 

3. Berat badan naik berlebihan
 
Waspadalah jika berat badan ibu hamil naik lebih dari 1 kg dalam seminggu, terkadang disertai tungkai dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri kepala, dan penglihatan berkunang-kunang. Kemungkinan itu merupakan gejala dan tanda pre-eclampsia, yang jika dibiarkan akan masuk ke dalam eclampsia, penyakit yang mengancam nyawa ibu maupun anak jika tidak segera ditanggulangi.
 

4. Gangguan ginjal
 
Ibu hamil juga dapat menderita gangguan ginjal. Sering demam-demam, air seni keruh, tekanan darah mungkin meninggi, sering mual-mual (lagi), atau sampai muntah-muntah, nyeri kepala, dan mungkin tidak enak di pinggang. Gangguan ginjal pada ibu hamil perlu segera diobati. Mungkin perlu perawatan rumah sakit.
 

5. Sering berdebar-debar, sesak napas, dan lekas lelah
 
Waspadalah jika keluhan tersebut berlangsung terus-menerus, dan kian hari kian bertambah berat. Jika tadinya keluhan itu muncul hanya pada saat melakukan aktivitas fisik, namun sekarang tidak melakukan aktivitas fisik pun sudah berdebar dan sesak napas, kemungkinan ada gangguan jantung dalam kehamilan (vitium cordis). Ibu dengan kondisi begini memerlukan perawatan khusus di rumah sakit, dan pertolongan khusus pula sewaktu persalinan.
 

6. Anemia
 
Jika wajah pucat-pasi, merah mata dan telapak tangan pucat, lekas lelah, lemah, dan lesu, kemungkian ibu hamil menderita kurang darah (anemia). Sel-sel darah merah kekurangan unsur hemoglobin. Pada ibu hamil, anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia yang berat bisa mengganggu jantung juga. Keluhan sering berdebar pada pasien anemia kemungkinan karena sudah sampai stadium membebani jantung.
 

Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus), atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berefek buruk pada kehamilan, selain juga berefek buruk pada janin yang dikandung. Pasokan zat asam janin kurang dari normal. Gangguan plasenta dan perdarahan pasca-persalinan sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
 

7. Gangguan kelenjar gondok
 
Jika kelopak mata sembab menonjol, tapi bukan sakit mata, jemari gemetar, sering berdebar-debar walau tidak habis melakukan aktivitas fisik, badan terasa lebih panas (gerah) dari biasa, dan banyak berkeringat, kemungkinan ini gejala aktivitas kelenjar gondok di batang leher berlebihan (hyperthyroid).
 

Kelenjar gondok tidak harus membengkak seperti pada penyakit gondok endemik akibat kekurangan iodium, namun fungsi gondoknya saja yang berlebihan, sehingga menimbulkan keluhan dan gejala seperti di atas itu. Agar tidak sampai mengganggu kehamilan, maupun janin yang dikandung, gangguan kelenjar gondok pun perlu diatasi.
8. Kencing manis 
Ibu hamil dicurigai kencing manis jika bertubuh gemuk, berasal dari keluarga dengan riwayat kencing manis, mengeluh sering haus terus, banyak berkemih, dan merasa lapar terus. Ibu hamil dengan kencing manis akan melahirkan anak yang lebih besar dari normal. Seberapa bisa, kencing manis ibu hamil terkontrol agar tidak berpengaruh buruk terhadap anak yang dikandung. Pertolongan khusus perlu diberikan untuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang kencing manis. 
9. Ibu hamil dengan infeksi 
Ibu hamil dengan demam tinggi dan berlangsung lebih dari 3 hari harus dipikirkan kemungkinan terjadi infeksi. Apa pun penyebab infeksinya, tidak menyehatkan bagi janin yang dikandung. Dokter perlu memeriksa kalau-kalau infeksinya berefek buruk terhadap anak. 
10. Kejang-kejang 
Ibu hamil dengan kejang-kejang tidak boleh dianggap enteng. Kejang-kejang sendiri bisa disebabkan oleh infeksi selaput otak (meningitis), atau pada otak sendiri (encephalitis). Namun, paling sering disebabkan oleh penyakit eclampsia seperti sudah dibahas di atas. Jangan tunda pergi ke dokter, sebab setiap kejang-kejang harus dianggap keadaan yang serius. 
11. Keluar darah dan lendir dari liang rahim 
Keluar darah dari liang rahim pada masa kehamilan kurang dari 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan terjadi keguguran. Ancaman keguguran yang masih awal dapat dibendung dengan perawatan khusus, agar janin selamat sampai cukup bulan. Namun akan gagal mempertahankan kehamilan jika perdarahan telanjur banyak dan berlebihan. 

Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada air-ari. Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak. Keluarnya darah dengan rasa nyeri disertai keluarnya lendir, apalagi jika sampai keluar air ketuban (menyerupai air seni), tergolong keadaan gawat darurat kehamilan. Ibu harus segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan masih dapat dipertahankan.
 
12. Kehamilan terganggu 
Jika pada kehamilan muda (6-10 minggu) atau kurang dari dua setengah bulan keluar perdarahan dari liang rahim, disertai nyeri, mulas melilit di perut bawah, selain kemungkinan keguguran, dapat juga sebab kehamilan yang terganggu (KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu). 

Normalnya, kehamilan tumbuh di dalam rongga rahim. Namun, tidak demikian dengan kehamilan yang tersasar ke tempat tumbuh yang lain. Kehamilan di luar rahim disebut kehamilan ektopik (ectopic pregnancy), yang dapat terjadi di saluran telur, indung telur, atau di mana saja di luar rahim. Kehamilan di luar rahim dapat saja selamat sampai kehamilan cukup bulan, namun lebih sering mengalami gangguan. Jika kehamilan yang tersasar sampai terganggu, terpaksa anak harus dikeluarkan kendati belum cukup bulan.
 
13. Keluar darah setelah kehamilan 28 minggu 
Jika keluar darah setelah kehamilan 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan ada gangguan pada ari-ari. Kalau bukan luruhnya ari-ari dari perlekatannya pada dinding rahim (solutio placentae), kemungkinan lain adalah mengelupasnya sebagian tepi ari-ari dari dinding rahim lantaran lokasi perlekatannya berada di sekitar mulut rahim (placentae praevia). Keduanya tergolong gawat darurat yang memerlukan pertolongan rumah sakit segera. 
14. Keluar cairan ketuban 
Ketuban atau bungkus bayi dalam kandungan tidak boleh pecah sebelum tiba waktunya persalinan. Jika sampai pecah, berarti cairan ketuban akan tumpah keluar dari liang rahim, dan anak yang seharusnya terlindung steril di dalamnya terancam bahaya tercemar oleh bibit penyakit dari dunia luar. Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas tanda awal persalinan. 


Perubahan Psikologis Pada Masa Hamil

kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya. Hampir 80 % seorang ibu hamil kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung berkenaan dengan kehamilannya sehingga berdampak stres selama kehamilannya.Sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thomas O’Connor di Instituteof Psychiatry - London bahwa dari 7.000 ibu yang pernah mengalami stres saat kehamilan maka akan berdampak pada perkembangan anak. Sebanyak 15 persen anak yang terlahir menjadi hiperaktif.
  1. RESPON PSIKOLOGIS KEHAMILAN
ð Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
      • Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
    1. Penyebab
ð Peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh segera setelah konsepsi menyebabkan timbulnya reaksi mual dan muntah pada
pagi hari, lemah, lelah Sehingga ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
      • Perubahan fisik ibu berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh, wajah menjadi berjerawat, dan merasa ibu tidak cantik lagi.
    1. Respon Ibu
ð Setiap ibu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda mengenai kehamilannya.Reaksi psikologis yang timbul pada beberapa wanita yaitu:
  • Kecemasan
Berkaitan dengan kemampuan perannya sebagai orang tua yang baik. Mereka tidak yakin apakah dapat menjadi orang tua yang baik.
  • Ketakutan
Berkaitan dengan kehilangan perhatian atau kasih sayang dari orang-orang terdekat terutama suami karena perubahan bentuk fisik misalnya menjadi gemuk, timbul jerawat, tidak cantik lagi, dan lain – lain.
  • Perasaan panik/ gelisah
Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik.
ð Respon-respon psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang mencoba bunuh diri.

B. GAMBARAN KETIDAK PASTIAN KEHAMILAN
  1. Sikap Ibu Untuk Membuktikan Ketidak Pastian Kehamilan
ð Trimester pertama merupakan masa penentuan dari kenyataan apakah wanita tersebut benar- benar hamil. Seorang, sikap yang dilakuakn oleh seorang ibu akan berbeda – beda menghadapi ketidak pastian kehamilannya. Pada keadaan ini ibu akan bersikap :
  • Menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan rasa ketidak pastian yang mereka rasakan. Ibu akan disibukkan waktunya untuk memastikan keadaannya.
  • Sibuk mengamati dengan cermat perubahan tubuh yang terjadi. Ibu akan merasakan ada perubahan yang terjadi pada tubuhnya, walaupun ibu belum mengetahui apakah benar sekarang dirinya telah hamil.
  • Mencari sumber informasi berkenaan dengan tanda – tanda kehamilan. Banyak sumber informasi yang akan dijadikan bahan informasi bagi ibu seperti membaca majalah, melalui internet, ataupun rublik – rublik yang berkaitan dengan tanad – tanda kehamilan.
  • Membahas dengan keluarga, teman mengenai ketidak pastian kehamilan. Keluarga, teman merupakan tempat yang paling tepat bagi ibu untuk mengatasi kekhawatirannya, karena mereka merupakan orang yang paling dekat. Terutama bagi mereka yang telah mempunyai pengalaman dalam kehamilan.
  • Serta untuk memastikan keyakinannya mereka akan melakukan test kehamilan. Ini merupakan langkah akhir yang ditempuh ibu sebelum mereka pergi ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
ð Setelah ibu mendapatkan kepastian mengenai kehamilannya, ibu akan mempunyai sikap ambivalensi yaitu antara emosi dan efek berlawanan timbul bersamaan pada seseorang, objek/sesuatu.
ð Dalam penerapannya ibu dapat saja sangat gembira, ada pula yang merasa takut bahwa ini masih merupakan kemungkinan kehamilan serta adapula
seorang ibu yang mengharapkan bukan adanya kehamilan saat ini. Walaupun seorang ibu telah mempunyai keinginan ataupun kehamilannya telah direncanakan tetapi sering kali mereka mengatakan tidak terpikir akan hamil secepat ini. Mereka merasa belum siap serta mereka masih ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu atau bila rencananya sudah matang.
  1. KEHAMILAN DAN LIBIDO
ð Wanita hamil mengalami perubahan keinginan seksual pada trimester pertama. Meskipun pada beberapa wanita mengalami peningkatan libido, dikarenakan peningkatan kadar hormon estrogen. Tetapi banyak wanita yang merasa menurun aktifitas seksualnya, perlu cinta yang lebih dan kasih sayang tanpa seks. Hal ini karena ketidaknyamanan fisik dan kekhawatiran terjadinya keguguran terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat keguguran. Banyak pasangan akan menempuh jalan lain untuk mengungkapkan perasaan cinta mereka, karena kadang-kadang libido akan meningkat secara tiba-tiba. Untuk itu perlu keterbukaan dan kejujuran dengan pasangan. Peran pasangan akan memberikan pengaruh terhadap psikologi kehamilan. Apabila tidak terjadi hubungan yang saling mengerti antar pasangan maka hal ini akan berpengaruh terhadap psikologi ibu hamil. Dimana psikologis seorang ibu hamil akan cenderung lebih sensitif terutama dalam hal perasaan dengan pasangannya. Kadang timbul perasaan kurang disayangi, merasa perhatiannya berkurang, atau suaminya tidak cinta lagi pada dirinya.
      • Pengaruh perubahan ini terhadap kehidupan seks tergantung pada seberapa baik hubungan pasangan. Semakin ada suportif satu sama lain, kehidupan seks anda akan semakin baik. Jika stress mulai menghinggapi salah satu atau keduanya, seks dengan mudah menjadi kenikmatan yang terlupakan.
Berhenti berhubungan seks total tanpa lasan medis merupakan kesalahan, karena bagian penting dari dukungan satu sama lain adalah dalam cara anda
berhubungan seks. Aspek kelembutan dalam melakukan hubungan intim harus diangkat keatas permukaan.
ð Seorang ibu harus bisa beradaptasi dengan perubahan libido tersebut, karena dengan perubah Libido dipengaruhi kelelahan, mual, depresi, sakit, dan pembesaran payudara, kekhawatiran, kekecewaan dan keprihatinan.



Januari 30, 2010

MENU SEHAT IBU HAMIL, MENYUSUI DAN BALITA



 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar, atau triple). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.oleh karena itu seorang wanita hamil harus mendapatkan gizi yang cukup baik secara tradisional maupun medis.

           Menu Sehat Ibu Hamil Secara Medis

Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat, terutama perkembangan otak dan susunan syaraf dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.

Kebutuhan Gizi :
1.      Kalori : Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi /kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak, serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan sekitar 80.000 kalori lebih dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
2.       Protein : Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensial sel. Dapat di peroleh dari ikan, telur, dan kacang-kacangan.
3.      Lemak : Pertumbuhan dan perkembangan janin salama dalam kandungan membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester III. Tubuh wanita juga menyimpan lemak yang akan mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.
4.      Karbohidrat  merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama. Pilih yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia, nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat kompleks juga meningkat asupan serat yang dianjurkan selama hamil untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.     
5.      Vitamin dan Mineral : Wanita hamil juga membutuhakan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung     pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensial sel. Tak cuma itu, Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme energi seperti vitamin B1, niasin, dan asam pantotenat.Vitamin B6 dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah, sedangkan vitamin B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran
6.      Vitamin B Kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dan dijumpai pada serelia, biji-bjian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan susu.
7.      Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi. Sumbernya terdapat minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
8.      Vitamin E berguna untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur, dan sayuran hijau.
9.      Asam Folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat pada jeruk, pisang, wortel, dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah  800 Mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat menganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
10.  Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, dan daun papaya), daging dan hati.
11.  Kalsiun diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium terdapat pada sayuran hijau dan kacang-kacangan. Kalsium yang paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin A, D, B2, B3 dan vitamin C.

Gizi selama hamil tidak selalu berarti makan dua kali lipat porsi biasa, yang penting adalah kandungan gizinya seimbang :
1.                  Pilihlah makanan segar atau setidaknya makanan kemasan yang mengandung banyak pengawet dan bahan tambahan. Buah dan sayur harus dicuci dengan baik untuk menghilangkan residu pestisida.
2.                  Kukus, baker, atau panggang makanan. Sebaiknya jangan menggoreng makanan. Memasak di oven microwave juga menjaga gizi karena waktu masaknya yang lebih sebentar.
3.                  Beli dan gunakan makanan segar sesegera mungkin. Jangan memasak bahan makanan segar terlalu lama agar gizi tidak berkurang.
4.                  Hindari alkohol, minuman keras, dan obat-obatan (kecuali diresepkan dokter).
5.                  Banyak meminum cairan jus buah segar atau air tapi hindarilah minuman soda atau minuman ringan yang tinggi kadar gula atau kimiawinya. Kurangi minum teh atau kopi. Kopi bebas kafein juga tidak dianjurkan karena dapat mengandung sisa bahan kimia yang digunakan untuk menghilangakan kefein tersebut.
6.                  Gantilah cemilan seperti kripik atau kue dengan buah segar dan sayuran segar.
7.                  Pastikan untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat untuk menghindari sembelit. Serat dapat dijumpai dalam beras merah, roti, serealia, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
8.                  Janganlah merokok. Peneliti membuktikan bahwa ibu yang merokok melahirkan bayi dengan berat rendah, atau bahkan mengalami keguguran. Merokok dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen, sementara nikotin dalam rokok adalah zat kimia yang sangat beracun. Karena itu hindarilah tempat yang mengandung banyak asap rokok, agar tidak menjadi korban perokok pasif.

Menu Sehat Ibu Hamil Secara Tradisional

            Secara tradisional mungkin tidak ada bedanya dengan secara medis yang ada hanya berupa pantangan-pantangan yang diyakini dalam suatu  daerah tertentu.
            Pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negative terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran jika anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama didaerah pedesaan. Dari data SKRT 1986 terlihat bahwa prevalansi anemia pada wanita hamil di Indonesia sebesar 73,7% dan angka menurun dengan program-program perbaikan gizi menjadi 33% pada tahun 1995. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan. Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan menyebabkan pembentukan darah dan perdarahan yang banyak. Sementara disalah satu daerah di Jawa Barat ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Dimasyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain didaerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan  juga rendah. Tentunya hal ini sangat memperngaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat teruratama masyarakat didaerah pedesaan.

Menu Sehat Untuk Ibu Menyusui Secara Medis

Seorang ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu mengurangi produksi susu si ibu.
Pada masa 0-6 bulan menyusui, seorang ibu (dengan berat badan sekitar 54 kg dan tinggi 160 cm serta memiliki kegiatan sedang) memerlukan 2.950 kalori dan 64 gram zat protein. Jumlah ini berkurang menjadi 2.750 kalori dan 60 gram zat protein pada masa 7-12 bulan menyusui. Maka sebaiknya dalam menyusun menu menggunakan aneka ragam bahan makanan. Ibu menyusui dapat makan apa saja, tak ada pantangan. Tapi merokok, minum berakohol, kopi, dan teh sebaiknya tidak disajikan karena kedua bahan tersebut berpengaruh negatif pada peresapan zat besi.
Ibu menyusui umumnya makan 6 kali sehari sesuai dengan frekuensi menyusui si bayi, karena setiap habis menyusui merasa lapar. Selain cukup makan, dianjurkan pula banyak minum minuman berkhasiat yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Misalnya sayur dengan banyak kuah seperti sayur asem daun lembayung dan kacang-kacangan, jus buah, kacang hijau, bubur kacang hijau, sup kacang merah, susu fullcream atau nonfat/susu skim, susu kedele.

Makanan bagi ibu menyusui      :
Kebutuhan makanan bagi ibu menyusui lebih banyak daripada makanan ibu hamil.

Kegunaan makanan tersebut adalah      
-         Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan
-         Meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) yang cukup dan sehat untuk bayi

Pangaturan Makanan    :
-         Susunan sehari-hari harus seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah serta susu.
-         Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah beraneka ragam bahan makanan pengganti seperti mie, jagung, kentang, ubi, roti dan sebagainya.
-         Lauk pauk gunakanlah dari jenis hewani dan jenis nabati seperti telur, daging, ayam, ikan segar, hati, ikan,tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
-         Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel, buncis, dan sebagainya, karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang pengeluaran atau produksi ASI.
-         Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti pepaya, jeruk, apel, tomat, dan sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
-         Perlu minum dalam jumlah lebih banyak + 6 gelas dalam satu hari, akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minum cairan ”bergizi” seperti susu, air kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
-         Tidak disarankan minum jamu setelah melahirkan
-         Yang terpenting tidak ada pantangan untuk ibu menyusui.

Manfaat IMD dan ASI bagi Ibu :
1.      Mengurangi Perdarahan pasca melahirkan dan anemia.
2.      Membantu mengeluarkan ari-ari
3.      Mengurangi Kanker Payudara
4.      Mengurangi Kanker Indung Telur (Ovarium)  dan Kanker Rahim
5.      Mengurangi keropos tulang
6.      Mengurangi resiko Maternal diabetes
7.      Mengurangi resiko Rheumatoid Arthritis
8.      Metode KB paling lama, LAM
9.      Mengurangi resiko Overwight
10.  Mempercepat bentuk rahim kembali ke keadaan  sebelum hamil. Mempercepat kembalinya hubungan suami istri seperti ibu hamil
11.  Lebih jarang menemui kesukaran menyusui
12.  Mengurangi rasa sakit
13.  Ibu lebih tenang, rileks dan perasaan sangat bahagia
14.  Merangsang pengeluaran ASI lebih dini.

IMD dan ASI Eksklusif Membantu Mengurangi Kemiskinan :
­ Ekonomis
1.      Harga 1 kaleng formula Rp 60.000;
2.      Bayi lahir di Indonesia 5.5 juta per tahun
3.      Biaya 6 bulan formula untuk bayi-bayi ini : 5.5 juta X 55 kaleng X Rp 60.000 = Rp 18.120 Triliun

­ Tiap bayi memerlukan sekitar Rp 3.3 dalam 6 bln. Ini merupakan lebih dari 100% dari buruh berpendapatan Rp 500.000 per bulan ( Rp 3 jt /6 bln ).

            Contoh Menu Sehat Untuk Ibu Menyusui
            Telah diuji oleh Tim dapur NOVA
Pagi
Susu 1 gelas (200cc)
Jam 08.00
Nasi (100gr), Pecel Sayuran (100gr), Semur Daging (30 gr), Tempe Gorng atau Bacem (50gr).
Jam 11.00
Sup Kacang Merah Segar (25gr), Ayam (15gr), dan Wortel (50gr).
Jam 13.30
Nasi (200gr), Pepes Ikan (75 gr), Daun Singkong (25gr), Ayam Panggang Kalasan (50gr), Tahu Bacem (50gr), Sayur Bening Daun Katuk Oyong (150gr), dan Buah (100gr).
Jam 16.00
Slada Buah atau Rujak Buah (150gr), Minuman Air Kacang Hijau.
Jam 19.00
Nasi (200gr), Sate Ayam Ati (50gr), Daging Ayam (25gr), Tempe (50gr), Aneka Sayuran (100gr), dan Buah.
Jam 22.00
Susu 1 gelas (200cc)


Menu Sehat Ibu Menyusui Secara Tradisional
         
Walaupun pada masyarakat tradisional pemberian ASI bukan merupakan permasalahan yang besar karena pada umumnya ibu memberikan bayinya ASI, namun yang menjadi permasalahan adalah pola pemberian ASI yang tidak sesuai dengan konsep medis sehingga menimbulkan dampak negatif pada kesehatan dan pertumbuhan bayi. Disamping pola pemberian yang salah, kualitas ASI juga kurang. Hal ini disebabkan banyaknya pantangan terhadap makanan yang dikonsumsi si ibu baik pada saat hamil maupun sesudah melahirkan. Sebagai contoh, pada masyarakat Kerinci ibu yang sedang menyusui pantang untuk mengkonsumsi bayam, ikan laut atau sayur nangka. Di beberapa daerah ada yang memantangkan ibu yang menyusui untuk memakan telur. Adanya pantangan makanan ini merupakan gejala yang hampir universal berkaitan dengan konsepsi "panas-dingin" yang dapat mempengaruhi keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh manusia, tanah, udara, api dan air. Apabila unsur-unsur di dalam  tubuh terlalu panas atau terlau dingin maka akan menimbulkan penyakit. Untuk mengembalikan keseimbangan unsur-unsur tersebut maka seseorang harus mengkonsumsi makanan atau menjalani pengobatan yang bersifat lebih "dingin" atau sebaliknya. Pada, beberapa suku bangsa, ibu yang sedang menyusui kondisi tubuhnya dipandang dalam keadaan ”dingin” sehingga ia harus memakan
makanan yang ”panas” dan menghindari makanan yang ”dingin” .

Pada umumnya daun katuk  (Sauropus androgynus) digunakan sebagai sayuran. Di Indonesia daun katuk digunakan untuk melancarkan air susu ibu, obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Daun katuk diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI (air susu ibu). Sepuluh sediaan fitofarmaka daun katuk sebagai pelancar ASI telah beredar di Indonesia pada tahun 2000.
Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus(L) Merr, famili Euphorbiaceae. Nama daerah: Memata (Melayu), Simani (Minangkabau), Katuk (Sunda), Kebing dan Katukan (Jawa), Kerakur (Madura). Terdapat di berbagai daerah di India, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tumbuh di dataran dengan ketinggian 0-2100 m di atas permukaan laut.
Tanaman ini berbentuk perdu. Tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak dan terbagi Daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm. Bunga tunggal atau berkelompok tiga. Buah bertangkai panjang 1,25 cm.(2) Tanaman katuk dapat diperbanyak dengan stek dari batang yang sudah berkayu, panjang lebih kurang 20 cm disemaikan terlebih dahulu. Setelah berakar sekitar 2 minggu dapat dipindahkan ke kebun. Jarak tanam panjang 30 cm dan lebar 30 cm. Setelah tinggi mencapai 50-60 cm dilakukan pemangkasan agar selalu didapatkan daun muda dan segar.
Di Kabupaten Bogor telah dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan penduduk. Pada umumnya daun katuk digunakan sebagai sayuran. Di Indonesia daun katuk digunakan untuk melancarkan air susu ibu, obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Daun katuk sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Sepuluh pelancar ASI yang mengandung daun
katuk telah beredar di Indonesia pada tahun 2000.
Minuman tradisional seperti beras kencur, asem kunyit

Menu Sehat Balita Secara Medis

Usia balita adalah  usia dimana anak anda bertumbuh dan berkembang dengan pesat. Karenanya, penting bagi Anda untuk menjaga kesehatannya dari berbagai gangguan penyakit. Tentu saja Anda tidak bisa melindungi ia senantiasa dari lingkungan luar. Tetapi mencegah selalu lebih baik daripada mengobati dan tips-tips dibawah ini akan membantu Anda untuk menjaga kesehatan buah hati Anda.
1.      Pastikan Anda memeriksakan kesehatan balita Anda ke dokter secara berkala. Di usia balita, saat tubuh dan otak berkembang dengan pesat, pemeriksaan ke dokter anak secara berkala adalah sesuatu yang penting bagi balita Anda. Sering kali kita menganggap bahwa hanya perlu pergi ke dokter bila ia sakit, biasanya diindikasikan dengan suhu tubuhnya yang panas. Tetapi dokter tidak hanya berfungsi untuk mengobati penyakit. Pemeriksaan berkala ke dokter, walaupun anak Anda tidak mengalami gejala penyakit, bisa membantu Anda dalam menjaga kesehatan si Kecil. Dan jangan lupa imunisasi dan vaksin yang bisa membantu daya tahan tubuh mereka.
2.      Pastikan anak Anda mempunyai pola makan yang sehat.  Nutrisi yang tepat akan membantu daya tahan tubuh balita anda untuk mencegah berbagai penyakit. Pastikan makanannya mengandung nutrisi yang lengkap: vitamin, kalsium, zat besi, diantaranya. Sayuran dan buah-buahan harus ada di dalam menu anak Anda setiap hari. Selain itu, pastikan agar makanannya tidak mengandung terlalu banyak garam atau gula. Berikan makanan yang rendah lemak dan kolesterol untuk mencegah obesitas dini. Dan ingatlah untuk mendisiplin pola makannya dari ?? junk food? dan makanan jajanan yang tidak sehat untuknya.
3.      Ajaklah anak Anda untuk berolahraga. Anak Anda membutuhkan latihan fisik agar ia tetap sehat. Dan bila ia sudah biasa berolahraga sejak kecil, di masa dewasanya pun ia akan lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan kolesterol. Olahraga untuk si Kecil tidaklah harus rumit, mengajak mereka belajar berenang, atau bermain bola di halaman sudah cukup untuk usia mereka. Tetapi, pastikan ia menikmati aktivitasnya, jangan terlalu memaksakan kehendak Anda. Gabunglah permainan dengan olahraga agar ia tidak bosan.
Menjaga kesehatan balita Anda tidaklah susah. Yang penting adalah memastikan ia mendapatkan nutrisi yang tepat dan mempunyai gaya hidup yang sehat. Pastikan ia minum susu dua gelas sehari, makan makanan yang bernutrisi tinggi, dan berolah fisik setiap hari. Jangan lupa juga untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala. Langkah-langkah yang praktis dan mudah ini bisa menghindarkan balita Anda dari berbagai penyakit, dan buah hati Anda pun tumbuh sehat, kuat dan cerdas.
Kebiasaan dan kesukaan makan pada anak ditentukan pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Dalam hal ini peran ibu sangat besar. Pengenalan pertama makanan dengan cara yang benar, dengan kandungan gizi sesuai kebutuhan, dan dengan berbagai variasi makanan akan membentuk kesukaan anak terhadap makanan yang beragam. Pemilihan makanan ini akan dibawa anak sampai dewasa. Karenanya, memvariasikan makanan perlu dilakukan secara berkesinambungan. Sejak bayi sampai dewasa.
Kelompok makanan. “Go” foods adalah makanan yang kaya zat nutrisi, rendah kandungan lemak jenuh dan kolesterolnya. Makanan ini dapat di konsumsi setiap saat, contoh: buah-buahan, sayuran, gandum, serelia, daging tanpa lemak, unggas tanpa ulit, kacang-kacangan, susu nonfat, telur dan air putih. “Slowfoods atau “Sometimesfoods adalah makanan yang tinggi lemak, kolesterol, dan kalori. Tidak boleh terlalu sering dikonsumsi, contoh: daging asap, daging berlemak, salad dressings, mayonais, susu, jus buah, dan buah kering. “Whoafoods adalah makanan yang tinggi kandungan lemak “jahat” dan kalori. Contoh: kentang goreng, buah kalengan, daging berlemak, ayam goreng dengan kulitnya, telur (termasuk kuning telur), kue-kue kering atau cookies, cake (termasuk bolu dan tart), popcorn yang disiram mentega cair, susu dan soda

Menu Sehat Balita Secara Tradisional

Salah satu faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kondisi kesehatan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota-anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin dan situasi-situasi tertentu. Misalnya, ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan atau dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tertentu; ayah yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota keluarga yang lain; atau anak laki-laki diberi makan lebih dulu daripada anak perempuan. Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan,namun yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu; dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gate- keeper dari keluarga. 
Pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yang sudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar. Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI yang pertama kali keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang menganggap bahwa colostrum sangat berperan dalam menambah daya kekebalan  tubuh bayi.

            Hasil Wawancara


Ø      Ibu Hamil
Nama                           : Ibu Herawati
Usia                             : 26 tahun
Usia Kandungan           :3 bulan
Kehamilan                    : 1

Pertanyaan  yang diajukan         :
1.      Menu sehat apa saja yang dianjurkan oleh dokter/bidan tempat anda konsultasi?
2.      Menu sehat yang diyakini kebenarannya menurut daerah asal anda?

Jawaban           :
1.      Saya dianjurkan untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna agar gizi saya dan calon anak yang saya kandung tidak kekurangan gizi dan terhindar dari masalah yang tidak diinginkan dan saya dianjurkan untuk banyak meminum susu khusus ibu hamil yang mengandung banyak kalsium,folat,dan lain-lain yang baik untuk tumbuh kembang bayi.  Contoh masalahnya, jika saya kekurangan kalsium maka bisa menyebabkan saya mengalami oesteoporosis dini dan mungkin anak yang saya kandung bisa mengalami cacat.
2.      Karena saya berasal dari daerah Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan nantinya ASI menjadi asin.

Ø      Ibu Menyusui
Nama                           : Ibu Yetty
Usia                             :30 tahun
Anak ke-                      :2

Pertanyaan yang diajukan          :
1.      Menu sehat apa saja yang dianjurkan oleh dokter/bidan tempat anda konsultasi?
2.      Menu sehat yang diyakini kebenarannya menurut daerah asal anda?

Jawaban           :
1.      Karena ini anak ke-2 jadi saya tidak terlalu banyak untuk berkonsultasi pada dokter. Saya lakukan hal yang sama pada anak sebelumnya. Selain mengkomsumsi susu untuk ibu menyusui terkadang saya juga mengkomsumsi daun katuk untuk memperlancar ASI. Tetapi tetap mengkomsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.
2.      Saya kurang tahu tentang hal tradisional, karena saya lahir di Kota Jakarta yang bisa dibilang sudah tabu dengan hal seperti itu. Tetapi suami saya yang berasal dari Sunda masih sedikit percaya dan  meyakini jika ibu yang sedang menyusui tidak boleh makan pisang alasannya nanti bisa cepat untuk mempunyai anak lagi. Selain itu ada beberapa buah  yang tidak boleh dimakan  oleh ibu menyusui misalnya rambutan dan nangka karena bisa menyebabkan batuk pada anaknya.

Ø      Balita
Nama   ibu        :Ibu Yetty
Nama balita      :Abel
Usia Balita        :3tahun

Pertanyaan yang diajukan          :
1.      Menu sehat apa saja yang dianjurkan dokter/ bidan kepada ibu untuk memenuhi gizi pada balita anda?
2.      Menu sehat yang diyakini kebenarannya menurut daerah asal anda?

Jawaban           :
1.      Saya wajib memberikan asupan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna agar tumbuh kembang anak saya berjalan dengan baik dan sewajarnya. Tidak salah dalam pemberian susu dan dijaga untuk jajanannya.
2.      Untuk masalah ini, saya hanya memberikan jamu penambah nafsu makan jika nafsu makan anak saya berkurang. Biasanya jamu khusus anak-anak dalam bentuk berbagai rasa.

Ø      Bidan
Nama                           :Siti Nurhasanah. Amd. keb
Tempat dinas                : Rs. Dinda , Jati

Pertanyaan yang diajukan          :
1.      Makanan apa saja yang banyak dikonsumsi oleh ibu hamil?
2.      Makanan apa saja yang banyak dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui?
3.      Makanan apa saja yang baik dikonsumsi oleh anak-anak pada usia balita?

Jawaban           :
1.      Makanan yang banyak mengandug gizi. Misalnya, kalsium yang baik untuk mencengah  osteoporosis dini,  Zat besi untuk mencengah anemia, kalori,  lemak,  karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, vitamin B kompleks, vitamin D, vitamin E, dan Asam Folat yang terdapat dalam menu makan  4 sehat  5 sempurna ditambah dengan meminum susu khusus ibu hamil.
2.      Untuk memperlancarkan ASI, seorang ibu dianjurkan nuntuk mengkomsusi daun katuk yang sudah diketahui khasiatnya dan meminum susu khusus untuk ibu menyusui.
3.      Makanan yang mengandung nutrisi yang lengkap: vitamin, kalsium, zat besi, diantaranya. Sayuran dan buah-buahan harus ada di dalam menu anak anda setiap hari. Selain itu, pastikan agar makanannya tidak mengandung terlalu banyak garam atau gula. Berikan makanan yang rendah lemak dan kolesterol untuk mencegah obesitas dini.

Ø      Tukang Jamu

Nama                           :Ibu Sukiyem
Lokasi berjualan           :Perumahan Kota Bumi dan sekitarnya

Pertanyaan yang diajukan          :
1.      Jamu apa saja yang banyak dikonsumsi oleh ibu hamil?
2.      Jamu apa saja yang banyak dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui?
3.      Jamu apa saja yang baik dikonsumsi oleh anak-anak pada usia balita?

Jawaban           :
1.      Jamu yang terbuat dari asem,sirih,kunyit, gula merah yang berguna untuk cepat memulihkan pendarahan dan membuat darah tidak bau amis.
2.      Tidak ada jamu khusus untuk ibu yang sedang menyusui. Tetapi biasanya ibu yang sedang menyusui meminum jamu yang biasa seperti beras kencur.
3.      Jamu cekokan yang mengandung kunyit, temu  ireng (rempah berwarna hitam) untuk menambah nafsu makan  pada anak

Daftar Pustaka
            3. asi.blogsome.com
            4.  corpusalienum.multiply.com
                        5.   www.ayahbunda.co.id