Januari 31, 2010

PSIKOLOGIS MASA KEHAMILAN




Gangguan kehamilan
Banyak gangguan yang terjadi selama kehamilan. Sebagian besar berbahaya dan butuh tindakan darurat. 
Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa pada saat kehamilan muda, atau pada masa kehamilan mulai menua, selain juga pada saat-saat menjelang persalinan. Setiap masa dalam kehamilan memiliki jenis gangguannya sendiri-sendiri. 
Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Semua jenis gangguan kehamilan dapat diatasi. Beberapa di antaranya sebetulnya sudah dapat dicegah. Upaya pencegahan dapat dilakukan selama pemeriksaan kehamilan rutin. Sekurang-kurangnya, ada 14 jenis gangguan kehamilan yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai.

1. Muntah-muntah 
Normal jika mual dan muntah berlangsung dalam triwulan pertama kehamilan. Namun, jika muntah-muntah terjadi berlebihan sampai 7 kali dalam sehari, kondisi ibu menjadi lemah, tidak berselera makan, berat badan menurun, dan nyeri ulu hati. Keadaan demikian tidak boleh dibiarkan. Mintalah bantuan bidan atau dokter. Kemungkinan ibu hamil sedang mengidap penyakit berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. Kekurangan makanan dan cairan perlu dikoreksi dengan pemberian cairan infus. Jika tidak dikoreksi, buruk pengaruhnya terhadap anak di kandungan maupun pada diri ibu sendiri.
 

2. Kehamilan lewat 5 bulan, tak merasa ada gerakan janin
 
Jika betul itu dialami, kemungkinan anak sudah mati dalam kandungan. Dokter dan bidan perlu segera memastikannya. Jika dari pemeriksaan tidak terdengar lagi bunyi jantung anak, berarti anak memang sudah mati. Bayi mati dalam kandungan harus segera dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan, dapat mengganggu ibu. Bayi mati di kandungan lama-lama akan mengering, dan perut ibu semakin susut mengecil. Ibu harus curiga bayi sudah mati dalam kandungan jika perutnya semakin hari semakin mengempis.
 

3. Berat badan naik berlebihan
 
Waspadalah jika berat badan ibu hamil naik lebih dari 1 kg dalam seminggu, terkadang disertai tungkai dan mata kaki yang membengkak, tekanan darah meninggi, air seni keruh, nyeri kepala, dan penglihatan berkunang-kunang. Kemungkinan itu merupakan gejala dan tanda pre-eclampsia, yang jika dibiarkan akan masuk ke dalam eclampsia, penyakit yang mengancam nyawa ibu maupun anak jika tidak segera ditanggulangi.
 

4. Gangguan ginjal
 
Ibu hamil juga dapat menderita gangguan ginjal. Sering demam-demam, air seni keruh, tekanan darah mungkin meninggi, sering mual-mual (lagi), atau sampai muntah-muntah, nyeri kepala, dan mungkin tidak enak di pinggang. Gangguan ginjal pada ibu hamil perlu segera diobati. Mungkin perlu perawatan rumah sakit.
 

5. Sering berdebar-debar, sesak napas, dan lekas lelah
 
Waspadalah jika keluhan tersebut berlangsung terus-menerus, dan kian hari kian bertambah berat. Jika tadinya keluhan itu muncul hanya pada saat melakukan aktivitas fisik, namun sekarang tidak melakukan aktivitas fisik pun sudah berdebar dan sesak napas, kemungkinan ada gangguan jantung dalam kehamilan (vitium cordis). Ibu dengan kondisi begini memerlukan perawatan khusus di rumah sakit, dan pertolongan khusus pula sewaktu persalinan.
 

6. Anemia
 
Jika wajah pucat-pasi, merah mata dan telapak tangan pucat, lekas lelah, lemah, dan lesu, kemungkian ibu hamil menderita kurang darah (anemia). Sel-sel darah merah kekurangan unsur hemoglobin. Pada ibu hamil, anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia yang berat bisa mengganggu jantung juga. Keluhan sering berdebar pada pasien anemia kemungkinan karena sudah sampai stadium membebani jantung.
 

Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus), atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berefek buruk pada kehamilan, selain juga berefek buruk pada janin yang dikandung. Pasokan zat asam janin kurang dari normal. Gangguan plasenta dan perdarahan pasca-persalinan sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
 

7. Gangguan kelenjar gondok
 
Jika kelopak mata sembab menonjol, tapi bukan sakit mata, jemari gemetar, sering berdebar-debar walau tidak habis melakukan aktivitas fisik, badan terasa lebih panas (gerah) dari biasa, dan banyak berkeringat, kemungkinan ini gejala aktivitas kelenjar gondok di batang leher berlebihan (hyperthyroid).
 

Kelenjar gondok tidak harus membengkak seperti pada penyakit gondok endemik akibat kekurangan iodium, namun fungsi gondoknya saja yang berlebihan, sehingga menimbulkan keluhan dan gejala seperti di atas itu. Agar tidak sampai mengganggu kehamilan, maupun janin yang dikandung, gangguan kelenjar gondok pun perlu diatasi.
8. Kencing manis 
Ibu hamil dicurigai kencing manis jika bertubuh gemuk, berasal dari keluarga dengan riwayat kencing manis, mengeluh sering haus terus, banyak berkemih, dan merasa lapar terus. Ibu hamil dengan kencing manis akan melahirkan anak yang lebih besar dari normal. Seberapa bisa, kencing manis ibu hamil terkontrol agar tidak berpengaruh buruk terhadap anak yang dikandung. Pertolongan khusus perlu diberikan untuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang kencing manis. 
9. Ibu hamil dengan infeksi 
Ibu hamil dengan demam tinggi dan berlangsung lebih dari 3 hari harus dipikirkan kemungkinan terjadi infeksi. Apa pun penyebab infeksinya, tidak menyehatkan bagi janin yang dikandung. Dokter perlu memeriksa kalau-kalau infeksinya berefek buruk terhadap anak. 
10. Kejang-kejang 
Ibu hamil dengan kejang-kejang tidak boleh dianggap enteng. Kejang-kejang sendiri bisa disebabkan oleh infeksi selaput otak (meningitis), atau pada otak sendiri (encephalitis). Namun, paling sering disebabkan oleh penyakit eclampsia seperti sudah dibahas di atas. Jangan tunda pergi ke dokter, sebab setiap kejang-kejang harus dianggap keadaan yang serius. 
11. Keluar darah dan lendir dari liang rahim 
Keluar darah dari liang rahim pada masa kehamilan kurang dari 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan terjadi keguguran. Ancaman keguguran yang masih awal dapat dibendung dengan perawatan khusus, agar janin selamat sampai cukup bulan. Namun akan gagal mempertahankan kehamilan jika perdarahan telanjur banyak dan berlebihan. 

Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada air-ari. Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak. Keluarnya darah dengan rasa nyeri disertai keluarnya lendir, apalagi jika sampai keluar air ketuban (menyerupai air seni), tergolong keadaan gawat darurat kehamilan. Ibu harus segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan masih dapat dipertahankan.
 
12. Kehamilan terganggu 
Jika pada kehamilan muda (6-10 minggu) atau kurang dari dua setengah bulan keluar perdarahan dari liang rahim, disertai nyeri, mulas melilit di perut bawah, selain kemungkinan keguguran, dapat juga sebab kehamilan yang terganggu (KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu). 

Normalnya, kehamilan tumbuh di dalam rongga rahim. Namun, tidak demikian dengan kehamilan yang tersasar ke tempat tumbuh yang lain. Kehamilan di luar rahim disebut kehamilan ektopik (ectopic pregnancy), yang dapat terjadi di saluran telur, indung telur, atau di mana saja di luar rahim. Kehamilan di luar rahim dapat saja selamat sampai kehamilan cukup bulan, namun lebih sering mengalami gangguan. Jika kehamilan yang tersasar sampai terganggu, terpaksa anak harus dikeluarkan kendati belum cukup bulan.
 
13. Keluar darah setelah kehamilan 28 minggu 
Jika keluar darah setelah kehamilan 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan ada gangguan pada ari-ari. Kalau bukan luruhnya ari-ari dari perlekatannya pada dinding rahim (solutio placentae), kemungkinan lain adalah mengelupasnya sebagian tepi ari-ari dari dinding rahim lantaran lokasi perlekatannya berada di sekitar mulut rahim (placentae praevia). Keduanya tergolong gawat darurat yang memerlukan pertolongan rumah sakit segera. 
14. Keluar cairan ketuban 
Ketuban atau bungkus bayi dalam kandungan tidak boleh pecah sebelum tiba waktunya persalinan. Jika sampai pecah, berarti cairan ketuban akan tumpah keluar dari liang rahim, dan anak yang seharusnya terlindung steril di dalamnya terancam bahaya tercemar oleh bibit penyakit dari dunia luar. Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas tanda awal persalinan. 


Perubahan Psikologis Pada Masa Hamil

kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya. Hampir 80 % seorang ibu hamil kecewa, menolak, gelisah, depresi, dan murung berkenaan dengan kehamilannya sehingga berdampak stres selama kehamilannya.Sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thomas O’Connor di Instituteof Psychiatry - London bahwa dari 7.000 ibu yang pernah mengalami stres saat kehamilan maka akan berdampak pada perkembangan anak. Sebanyak 15 persen anak yang terlahir menjadi hiperaktif.
  1. RESPON PSIKOLOGIS KEHAMILAN
ð Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
      • Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
    1. Penyebab
ð Peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh segera setelah konsepsi menyebabkan timbulnya reaksi mual dan muntah pada
pagi hari, lemah, lelah Sehingga ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.
      • Perubahan fisik ibu berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh, wajah menjadi berjerawat, dan merasa ibu tidak cantik lagi.
    1. Respon Ibu
ð Setiap ibu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda mengenai kehamilannya.Reaksi psikologis yang timbul pada beberapa wanita yaitu:
  • Kecemasan
Berkaitan dengan kemampuan perannya sebagai orang tua yang baik. Mereka tidak yakin apakah dapat menjadi orang tua yang baik.
  • Ketakutan
Berkaitan dengan kehilangan perhatian atau kasih sayang dari orang-orang terdekat terutama suami karena perubahan bentuk fisik misalnya menjadi gemuk, timbul jerawat, tidak cantik lagi, dan lain – lain.
  • Perasaan panik/ gelisah
Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik.
ð Respon-respon psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang mencoba bunuh diri.

B. GAMBARAN KETIDAK PASTIAN KEHAMILAN
  1. Sikap Ibu Untuk Membuktikan Ketidak Pastian Kehamilan
ð Trimester pertama merupakan masa penentuan dari kenyataan apakah wanita tersebut benar- benar hamil. Seorang, sikap yang dilakuakn oleh seorang ibu akan berbeda – beda menghadapi ketidak pastian kehamilannya. Pada keadaan ini ibu akan bersikap :
  • Menghabiskan banyak waktu untuk membuktikan rasa ketidak pastian yang mereka rasakan. Ibu akan disibukkan waktunya untuk memastikan keadaannya.
  • Sibuk mengamati dengan cermat perubahan tubuh yang terjadi. Ibu akan merasakan ada perubahan yang terjadi pada tubuhnya, walaupun ibu belum mengetahui apakah benar sekarang dirinya telah hamil.
  • Mencari sumber informasi berkenaan dengan tanda – tanda kehamilan. Banyak sumber informasi yang akan dijadikan bahan informasi bagi ibu seperti membaca majalah, melalui internet, ataupun rublik – rublik yang berkaitan dengan tanad – tanda kehamilan.
  • Membahas dengan keluarga, teman mengenai ketidak pastian kehamilan. Keluarga, teman merupakan tempat yang paling tepat bagi ibu untuk mengatasi kekhawatirannya, karena mereka merupakan orang yang paling dekat. Terutama bagi mereka yang telah mempunyai pengalaman dalam kehamilan.
  • Serta untuk memastikan keyakinannya mereka akan melakukan test kehamilan. Ini merupakan langkah akhir yang ditempuh ibu sebelum mereka pergi ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
ð Setelah ibu mendapatkan kepastian mengenai kehamilannya, ibu akan mempunyai sikap ambivalensi yaitu antara emosi dan efek berlawanan timbul bersamaan pada seseorang, objek/sesuatu.
ð Dalam penerapannya ibu dapat saja sangat gembira, ada pula yang merasa takut bahwa ini masih merupakan kemungkinan kehamilan serta adapula
seorang ibu yang mengharapkan bukan adanya kehamilan saat ini. Walaupun seorang ibu telah mempunyai keinginan ataupun kehamilannya telah direncanakan tetapi sering kali mereka mengatakan tidak terpikir akan hamil secepat ini. Mereka merasa belum siap serta mereka masih ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan tertentu atau bila rencananya sudah matang.
  1. KEHAMILAN DAN LIBIDO
ð Wanita hamil mengalami perubahan keinginan seksual pada trimester pertama. Meskipun pada beberapa wanita mengalami peningkatan libido, dikarenakan peningkatan kadar hormon estrogen. Tetapi banyak wanita yang merasa menurun aktifitas seksualnya, perlu cinta yang lebih dan kasih sayang tanpa seks. Hal ini karena ketidaknyamanan fisik dan kekhawatiran terjadinya keguguran terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat keguguran. Banyak pasangan akan menempuh jalan lain untuk mengungkapkan perasaan cinta mereka, karena kadang-kadang libido akan meningkat secara tiba-tiba. Untuk itu perlu keterbukaan dan kejujuran dengan pasangan. Peran pasangan akan memberikan pengaruh terhadap psikologi kehamilan. Apabila tidak terjadi hubungan yang saling mengerti antar pasangan maka hal ini akan berpengaruh terhadap psikologi ibu hamil. Dimana psikologis seorang ibu hamil akan cenderung lebih sensitif terutama dalam hal perasaan dengan pasangannya. Kadang timbul perasaan kurang disayangi, merasa perhatiannya berkurang, atau suaminya tidak cinta lagi pada dirinya.
      • Pengaruh perubahan ini terhadap kehidupan seks tergantung pada seberapa baik hubungan pasangan. Semakin ada suportif satu sama lain, kehidupan seks anda akan semakin baik. Jika stress mulai menghinggapi salah satu atau keduanya, seks dengan mudah menjadi kenikmatan yang terlupakan.
Berhenti berhubungan seks total tanpa lasan medis merupakan kesalahan, karena bagian penting dari dukungan satu sama lain adalah dalam cara anda
berhubungan seks. Aspek kelembutan dalam melakukan hubungan intim harus diangkat keatas permukaan.
ð Seorang ibu harus bisa beradaptasi dengan perubahan libido tersebut, karena dengan perubah Libido dipengaruhi kelelahan, mual, depresi, sakit, dan pembesaran payudara, kekhawatiran, kekecewaan dan keprihatinan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar